GALENDO

0Share JAWA Barat dikenal sebagai daerah yang kaya makanan tradisional.Salah satunya adalah galendo (gelendo) Ciamis. Meski sudah bermunculan di sejumlah daerah, galendo Ciamis tetap punya keistimewaan tersendiri di lidah konsumen. Dulu, untuk bisa mencicipi nikmatnya galendo Ciamis, orang harus membeli langsung ke rumah-rumah penduduk penghasil galendo. Belakangan, galendo sudah tersedia di sejumlah supermarket dengan kemasan yang menawan. Ya, mirip seperti kemasan dodol Garut.
Penganan yang terbuat dari ampas minyak kelapa itu memang identik dengan Ciamis dimana Ciamis merupakan salah satu penghasil kelapa terbesar di Jawa Barat. Meski sudah bermunculan di sejumlah daerah, galendo Ciamis tetap punya keistimewaan tersendiri di lidah konsumen. Galendo enak dinikmati bersama secangkir teh panas atau kopi pahit, apalagi jika di cocolkan dengan gula putih, wuih mantap. Saat ini Galendo sudah tersedia di mana-mana, dengan kemasan yang menarik. Harga Galendo bervariasi dari Rp15.000 hingga Rp100.000 per bungkus tergantung besar kecilnya dan jugatentunya kualitas dari Galendo itu sendiri.
Selain itu Galendo juga memiliki cita rasa yang berbeda-beda untuk menambah rasa nikmat, seperti rasa coklat, dan Strawberry. Tapi tetap saja untuk menikmati cita rasa yang beda lebih baik jika dibuat dan dimakan di kota asalnya, ayo jangan mau ketinggalan.
Perajin galendo di Ciamis mempunyai trik sendiri agar galendo bisa dijadikan makanan yang  menarik, bahannya tak hanya ampas pembuatan minyak kelapa, tapi juga dicampur cokelat, rasa stroberi, dan bahan lain. Ukuran kemasan juga dibuat berbeda-beda. Dengan upaya itulah, kelas galendo bisa naik dan nangkring di supermarket.
Tentunya untuk mengangkat galendo sebagai makanan khas Ciamis, masyarakat Ciamis juga harus ikut turut serta mengenalkannya, misalnya dalam bentuk oleh-oleh untuk teman, saudara, dll. Semoga Galendo bisa menjadi salah satu daya tarik tersendiri sebagai makanan khas Ciamis


Galendo, hasil samping produksi minyak kelapa, memiliki kandungan protein yang relatif tinggi, namun galendo komersial mengandung minyak yang relatif tinggi, sehingga menyebabkan galendo bersifat lengket dan cepat berbau tengik. Pengurangan kandungan minyak dalam galendo akan menghasilkan galendo yang tidak cepat berbau tengik serta memiliki sifat kurang lengket sehingga akan memudahkan proses lanjutan untuk dijadikan berbagai jenis makanan lain. Kandungan minyak galendo dikurangi dengan ekstraksi metode refluks menggunakan etil asetat. Sebelum dan setelah ekstraksi, ditentukan kadar minyak secara ektraksi Weibull, kadar protein secara Kjeldahl, kadar karbohidrat secara kolorimetri, kadar air, susut pengeringan, sisa pemijaran, kandungan logam berat, kadar akrilamida, bilangan peroksida, dan kecepatan aliran serbuk. Galendo setelah diekstraksi mengandung minyak 0,03+-0,01%, protein 42,1+-0,9%, dan karbohidrat 45,1 =-0,2%, dengan kadar air 2,9%, susut pengeringan 3%, sisa pemijaran 8,1%, logam berat tidak melebihi 1 bpj, akrilamida 0,07 bpj, dan tidak terdeteksi adanya bilangan peroksida setelah 90 hari penyimpanan. Setelah ekstraksi, galendo dengan kandungan minyak yang sangat rendah (kurang dari 0,05%) bersifat tidak lengket, tidak cepat tengik, dan setelah diserbukkan dapat mengalir dengan laju aliran serbuk lebih dari 4 g/detik.
Deskripsi Alternatif :

Galendo, the edible by product of coconut oil production, contains relatively high amount of protein, but commercial galendo still contains relatively high amount of oil causing galendo to be readily rancid and sticky. Reduction of oil content of the galendo would reduce the rate of becoming rancid and would make it more practical to be processed. Oil content of galendo was reduced by reflux method with ethyl acetate. Before and after extraction process, the oil content was determined by Weibull method of extraction, the protein content by Kjeldahl, the carbohydrate content by colorimetry, water content, loss on drying, residue of ignition, heavy metal content, acrylamide content, peroxide values, and flow rate of the galendo powder were determined. Galendo after extraction had total oil 0.03+-0.01%, protein 42.1+-0.9%, carbohydrate 45.1+-0.2%, water content 2.9%, loss on drying 3%, residue of ignition 8.1%, heavy metal less than 1 ppm, acrylamide 0.07 ppm, and peroxide value not detected after 90 days storage. After extraction, the galendo of very low oil content (less than 0.05%) was unsticky, not readily rancid, and after being powdered, it was able to flow freely with a flow rate more than 4 g/second.