07.40
ketuk tilu
Istilah ketuk tilu diambil dari alat musik pengiringnya, yaitu 3 buah
ketuk (bonang) yang memberi pola irama rebab, kendang (gendang)
indung(besar) dan kulanter(kecil) untur mengatur dinamika tari/kendang
yang diiringi kecrek dan goong.
Dahulu, ketuk tilu adalah upacara
menyambut panen padi sebagai rasa terima kasih kepada Dewi Sri. Upacara
ini dilakukan pada waktu malam hari, dengan mengarak seorang gadis
diiringi bunyi-bunyian yang berhenti di tempat luas. Sekarang, ketuk
tilu menjadi tarian pergaulan dan hiburan, biasanya diselenggarakan pada
pesta perkawinan, hiburan penutup suatu kegiatan, atau digelar pada
acara-acara khusus. Di desa-desa tertentu, pertunjukan tari ketuk tilu
sering dilakukan semalaman suntuk.
Kostum yang dipakai penari wanita
ketuk tilu adalah kebaya, sinjang (celana panjang) sabuk, dan beragam
aksesoris, seperti gelang dan kalung. Sedangkan untuk penari pria,
mengenakan baju kampret warna gelap, celana pangsi, ikat kepala, dan
sabuk kulit.
Nama gerak ketuk tilu antara lain depog/ ewag, ban karet, bajing
luncat, bongbang, meulit kacang, oray -orayan, kalawit, jerete,
torondol, balik bandung, balungbang, dll. Lagu-lagu yang digunakan
adalah lagu kidung, erang, kagok, kaji-kaji, polontosmo, golektrak,
tunggul kawung, sorong dll.
0 komentar: